Tiga Frasa Salah Kaprah Pembawa Acara (Teknik MC)
Romeltea | Follow @romel_tea
SEDIKITNYA ada tiga frasa (gabungan dua kata atau lebih) yang menjadi salah kaprah di kalangan pembawa acara atau MC (Master of Ceremony) saat bertugas. Salah kaprah, menurut KBBI, adalah kesalahan yang umum sekali sehingga orang tidak merasakan sebagai kesalahan.
Tuga frasa yang sering diucapkan pembawa acara (PA/MC), padalah keliru, itu adalah:
Ketiga frasa tersebut sekaligus merupakan pantangan bagi Pembawa Acara atau MC profesional. Ketiganya menjadi salah kaprah karena "jarang" ada yang mengoreksi, si PA/MC merasa benar, demikian juga hadirin "enjoy" aja dengerinnya kali ya :)
Jadi, bagaimana dong…? Ya… hindari aja mengucapkan “untuk mempersingkat waktu”. Tidak usah diganti dengan ungkapan apa pun! Langsung saja ucapkan, misalnya, “Baiklah hadirin, mari kita mulai acara pertama, yaitu pembukaan…” atau “Hadirin yang berbahagia, mari kita awali acara kita dengan basmalah….”
Pertama, frasa “waktu dan tempat kami persilakan” itu termasuk kalimat yang “tidak logis” alias “tidak dapat diterima akal yang sehat”.
Yang mau ngasih sambutan/ngisi acara siapa? ‘Kan bukan waktu dan tempat? Lalu, kenapa mempersilakan waktu dan tempat untuk tampil?
Jadi, ungkapan ”waktu dan tempat kami persilakan” itu salah karena “mempersilakan waktu dan tempat” untuk memberi sambutan/mengisi acara.
Kedua, oke, semua orang ngerti, bahwa yang dipersilakan adalah pengisi acara, misalnya ketua panitia, untuk memberikan kata sambutan. Tapi, nanti jangan salahkan sang pengisi acara kalau dia duduk seenaknya, berdiri seenaknya, dan berbicara lamaaaaaa sekali…! Lho, ‘kan waktu dan tempat dipersilakan, jadi terserah dia dong? Mau bentar kek, mau lama kek, terserah dia, lha wong waktunya sudah dipersilakan kok!
Jadi, hindari frasa tersebut dan ganti dengan, misalnya, “Kepada XXX, kami persilakan…” Bagaimana kalau pake kata "disilakan"? Hmmm... masalah lagi nih! Nggak enak kedengerannya. Disilakan itu kalimat pasif. Lha... yang menyikalan orang ketigakah? 'Kan kita sebagai MC yang menyilakan, kenapa jadi disilakan?
Acara kok diinjak? Kasar banget! Jadi, hindari penggunakan ungkapan “menginjak acara”, ganti dengan, misalnya, “acara berikutnya”, “acara selanjutnya”, “kini saatnya kita.…”.
Ah, ini mah sekadar masukan saja buat Pembawa Acara (PA) atau Master of Ceremony (MC). Mau diterima syukur... tidak diterima... ya harus! He he... Pizzzz ah.......! Wasalam.
Tuga frasa yang sering diucapkan pembawa acara (PA/MC), padalah keliru, itu adalah:
- Untuk Mempersingkat Waktu
- Waktu dan Tempat Kami Persilakan
- Menginjak Acara
Ketiga frasa tersebut sekaligus merupakan pantangan bagi Pembawa Acara atau MC profesional. Ketiganya menjadi salah kaprah karena "jarang" ada yang mengoreksi, si PA/MC merasa benar, demikian juga hadirin "enjoy" aja dengerinnya kali ya :)
Untuk Mempersingkat Waktu
Frasa ini "tidak logis". Apakah waktu bisa disingkat? Kagak bisa dong! Waktu mah mengalir alamiah, natural. Detik tidak bisa dipercepat. Pergerakan jarum jam sudah “standar” begitu, tidak bisa diubah-ubah, kecuali jamnya error!Jadi, bagaimana dong…? Ya… hindari aja mengucapkan “untuk mempersingkat waktu”. Tidak usah diganti dengan ungkapan apa pun! Langsung saja ucapkan, misalnya, “Baiklah hadirin, mari kita mulai acara pertama, yaitu pembukaan…” atau “Hadirin yang berbahagia, mari kita awali acara kita dengan basmalah….”
Waktu dan Tempat Kami Persilakan
Pengucapan frasa “waktu dan tempat kami persilakan” itu salah, keliru, atau tidak tepat karena beberapa alasan.Pertama, frasa “waktu dan tempat kami persilakan” itu termasuk kalimat yang “tidak logis” alias “tidak dapat diterima akal yang sehat”.
Yang mau ngasih sambutan/ngisi acara siapa? ‘Kan bukan waktu dan tempat? Lalu, kenapa mempersilakan waktu dan tempat untuk tampil?
Jadi, ungkapan ”waktu dan tempat kami persilakan” itu salah karena “mempersilakan waktu dan tempat” untuk memberi sambutan/mengisi acara.
Kedua, oke, semua orang ngerti, bahwa yang dipersilakan adalah pengisi acara, misalnya ketua panitia, untuk memberikan kata sambutan. Tapi, nanti jangan salahkan sang pengisi acara kalau dia duduk seenaknya, berdiri seenaknya, dan berbicara lamaaaaaa sekali…! Lho, ‘kan waktu dan tempat dipersilakan, jadi terserah dia dong? Mau bentar kek, mau lama kek, terserah dia, lha wong waktunya sudah dipersilakan kok!
Jadi, hindari frasa tersebut dan ganti dengan, misalnya, “Kepada XXX, kami persilakan…” Bagaimana kalau pake kata "disilakan"? Hmmm... masalah lagi nih! Nggak enak kedengerannya. Disilakan itu kalimat pasif. Lha... yang menyikalan orang ketigakah? 'Kan kita sebagai MC yang menyilakan, kenapa jadi disilakan?
Menginjak Acara
Ini dia yang saya sebut "temannya" KDRD (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Frasa menginjak acara bisa dibilang KDMC! Kekerasan dalam MC.Acara kok diinjak? Kasar banget! Jadi, hindari penggunakan ungkapan “menginjak acara”, ganti dengan, misalnya, “acara berikutnya”, “acara selanjutnya”, “kini saatnya kita.…”.
Ah, ini mah sekadar masukan saja buat Pembawa Acara (PA) atau Master of Ceremony (MC). Mau diterima syukur... tidak diterima... ya harus! He he... Pizzzz ah.......! Wasalam.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
ya mulai sekarang jangan lagi :)
ReplyDeleteBlog nya menarik banget kak. Bermanfaat kalo nanti mau jadi MC Lagi. Top lah!
ReplyDeleteBsok sy akn mnjd MC, ini sngt brmnfaat untuk sy sbg pemulab
ReplyDelete