Hoax Bahaya Makan Mie Instan
Romeltea | Follow @romel_tea
KITA sering melihat orang menulis atau share tentang BAHAYA makan mie instan. Intinya, mie instan tidak baik untuk kesehatan.
Sebagai penggemar mie instan, saya kok tidak tertarik ya membaca artikel tentang bahaya mie instan tersebut. Bagi saya, jika mie instan berbahaya, tentunya mie instan dilarang dong sama pemerintah atau BPOM.
Trus, ada juga yang bilang, air bekas rebusan mie instan juga berbahaya, harus dibuang. Lagi-lagi, kalo berbahaya, kenapa tidak ada dalam petunjuk penyajian atau peringatan di kemasan mie instan? Lalu kenapa pula dibiarkan tidak ada peringatan itu.
Saya makin yakin mie instan itu tidak bermasalah, ketika membaca artikel detik.com ini: Isu sering makan mie instan: hoax or not.
Dikabarkan, ada anak di Garut yang ususnya harus dipotong karena lengket dan bocor akibat kebanyakan makan mi instan. Katanya, anak ini suka makan mie instan sejak usia 6 tahun.
Menurut dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), secara langsung tidak ada hubungan antara makan mi instan dengan usus yang lengket dan bocor.
"Mi instan itu mengandung unsur tepung, ada lemak dan proteinnya sama seperti makanan biasa. Jadi bisa dibilang makan mi instan itu tidak ada hubungannya dengan usus lengket dan bocor. Itu hoax dan mesti dikonfirmasi lagi kasusnya (Hilal) kenapa, " ucapnya.
Konsultan saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo itu menambahkan biasanya usus lengket dan bocor itu disebabkan oleh beberapa hal, misalnya karena mengonsumsi obat untuk sakit kepala atau obat antiinflamasi.
"Atau ada infeksi di usus halus misal sakit tifus, kan harusnya dia makan yang lembut-lembut tapi malah makan mi instan bisa saja ususnya jadi bocor. Jadi saya rasa itu sudah ada basic masalah di ususnya," terang dr Ari.
Soal penyebab usus lengket karena makanan yang dikonsumsi, dr Ari mengatakan memang banyak makanan yang mengandung zat-zat berbahaya. Mulai dari pewarna tekstil, boraks dan formalin yang bisa menyebabkan usus rusak dan kebocoran.
"Makanan yang mengandung pengawat dan pewarna yang tak seharusnya itu bisa menimbulkan gangguan," ucapnya.
dr Ari menambahkan, apabila produk tersebut sudah mendapat izin dari BPOM berarti tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Mi instan yang beredar itu sudah memiliki izin dari BPOM. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah mi instan tidak mengandung gizi yang lengkap dan bukan makanan pokok.
"Mi instan itu kan salah satu makanan, tapi bukan makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari karena komposisi makanannya tidak lengkap," ucapnya.
"Prinsipnya itu dikembalikan kepada kita, misal punya sakit maag jangan makan mi terlalu sering. Penderita darah tinggi itu kan bumbu mi instan kan tinggi garam bisa menyebabkan darah tinggi naik. Jadi mesti bijak mengonsumsi mi instan," tambahnya.
Senada dengan dr Ari, pakar gizi teknologi pangan IPB Prof Made Astawan mengatakan mengonsumsi mi instan itu tidak membuat usus lengket. Mi instan dibuat dari bahan baku tepung terigu dan merupakan sumber karbohidrat.
"Mi instan menyebabkan usus rusak itu jauh dari fakta ilmiah," ucapnya.
Hanya saja memang mi instan bukan makanan pokok, kadar proteinnya sangat rendah untuk gizi seimbang. Sehingga diperlukan tambahan gizi lainnya selain mengonsumsi mi instan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mi instan juga tidak ada yang aneh yakni terdiri dari garam, pati, dan bumbu-bumbu lain dengan tepung.
"Mi instan itu jauh dari sempurna gizinya, makanya ada yang ditambah sayur dan sumber-sumber protein. Secara bahan pangan memang cepat saji, enak rasanya tapi gizinya tidak komplit," katanya.
Soal MGS (monosodium glutamate) dan adanya kandungan lilin di mi instan, Made mengatakan setiap masakan memang mengandung MSG hanya saja levelnya berbeda-beda. Kandungan sodium yang tinggi dan MSG dari mi instan ini yang disarankan untuk dihindari oleh penderita darah tinggi.
"Sedangkan untuk lilin, nggak ada lilin dalam kandungan mi instan. Itu dibuat seperti mi kering pada umumnya cuma digoreng dan kandungan patinya bila diguyur dengan air panas cepat melunak," ucapnya.
Made mengatakan makan mi instan setiap hari tidak masalah hanya saja secara asupan gizi kurang. Gizi yang kurang itu bisa menyebabkan masalah pada kesehatan.
"Kan kasihan dia makan karbohidrat tok, perlu vitamin dan mineral juga. Kalau hanya itu yang disajikan setiap hari pasti nggak sehat karena kurang gizi. Kalau ada tambahan nasi, buah dan lain-lain ya nggak papa," jelasnya.
Kesimpulan: mie instan bisa membuat usus bocor untuk sementara adalah hoax.*
Sebagai penggemar mie instan, saya kok tidak tertarik ya membaca artikel tentang bahaya mie instan tersebut. Bagi saya, jika mie instan berbahaya, tentunya mie instan dilarang dong sama pemerintah atau BPOM.
Trus, ada juga yang bilang, air bekas rebusan mie instan juga berbahaya, harus dibuang. Lagi-lagi, kalo berbahaya, kenapa tidak ada dalam petunjuk penyajian atau peringatan di kemasan mie instan? Lalu kenapa pula dibiarkan tidak ada peringatan itu.
Saya makin yakin mie instan itu tidak bermasalah, ketika membaca artikel detik.com ini: Isu sering makan mie instan: hoax or not.
Dikabarkan, ada anak di Garut yang ususnya harus dipotong karena lengket dan bocor akibat kebanyakan makan mi instan. Katanya, anak ini suka makan mie instan sejak usia 6 tahun.
Menurut dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), secara langsung tidak ada hubungan antara makan mi instan dengan usus yang lengket dan bocor.
"Mi instan itu mengandung unsur tepung, ada lemak dan proteinnya sama seperti makanan biasa. Jadi bisa dibilang makan mi instan itu tidak ada hubungannya dengan usus lengket dan bocor. Itu hoax dan mesti dikonfirmasi lagi kasusnya (Hilal) kenapa, " ucapnya.
Konsultan saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo itu menambahkan biasanya usus lengket dan bocor itu disebabkan oleh beberapa hal, misalnya karena mengonsumsi obat untuk sakit kepala atau obat antiinflamasi.
"Atau ada infeksi di usus halus misal sakit tifus, kan harusnya dia makan yang lembut-lembut tapi malah makan mi instan bisa saja ususnya jadi bocor. Jadi saya rasa itu sudah ada basic masalah di ususnya," terang dr Ari.
Soal penyebab usus lengket karena makanan yang dikonsumsi, dr Ari mengatakan memang banyak makanan yang mengandung zat-zat berbahaya. Mulai dari pewarna tekstil, boraks dan formalin yang bisa menyebabkan usus rusak dan kebocoran.
"Makanan yang mengandung pengawat dan pewarna yang tak seharusnya itu bisa menimbulkan gangguan," ucapnya.
dr Ari menambahkan, apabila produk tersebut sudah mendapat izin dari BPOM berarti tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Mi instan yang beredar itu sudah memiliki izin dari BPOM. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah mi instan tidak mengandung gizi yang lengkap dan bukan makanan pokok.
"Mi instan itu kan salah satu makanan, tapi bukan makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari karena komposisi makanannya tidak lengkap," ucapnya.
"Prinsipnya itu dikembalikan kepada kita, misal punya sakit maag jangan makan mi terlalu sering. Penderita darah tinggi itu kan bumbu mi instan kan tinggi garam bisa menyebabkan darah tinggi naik. Jadi mesti bijak mengonsumsi mi instan," tambahnya.
Senada dengan dr Ari, pakar gizi teknologi pangan IPB Prof Made Astawan mengatakan mengonsumsi mi instan itu tidak membuat usus lengket. Mi instan dibuat dari bahan baku tepung terigu dan merupakan sumber karbohidrat.
"Mi instan menyebabkan usus rusak itu jauh dari fakta ilmiah," ucapnya.
Hanya saja memang mi instan bukan makanan pokok, kadar proteinnya sangat rendah untuk gizi seimbang. Sehingga diperlukan tambahan gizi lainnya selain mengonsumsi mi instan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mi instan juga tidak ada yang aneh yakni terdiri dari garam, pati, dan bumbu-bumbu lain dengan tepung.
"Mi instan itu jauh dari sempurna gizinya, makanya ada yang ditambah sayur dan sumber-sumber protein. Secara bahan pangan memang cepat saji, enak rasanya tapi gizinya tidak komplit," katanya.
Soal MGS (monosodium glutamate) dan adanya kandungan lilin di mi instan, Made mengatakan setiap masakan memang mengandung MSG hanya saja levelnya berbeda-beda. Kandungan sodium yang tinggi dan MSG dari mi instan ini yang disarankan untuk dihindari oleh penderita darah tinggi.
"Sedangkan untuk lilin, nggak ada lilin dalam kandungan mi instan. Itu dibuat seperti mi kering pada umumnya cuma digoreng dan kandungan patinya bila diguyur dengan air panas cepat melunak," ucapnya.
Made mengatakan makan mi instan setiap hari tidak masalah hanya saja secara asupan gizi kurang. Gizi yang kurang itu bisa menyebabkan masalah pada kesehatan.
"Kan kasihan dia makan karbohidrat tok, perlu vitamin dan mineral juga. Kalau hanya itu yang disajikan setiap hari pasti nggak sehat karena kurang gizi. Kalau ada tambahan nasi, buah dan lain-lain ya nggak papa," jelasnya.
Kesimpulan: mie instan bisa membuat usus bocor untuk sementara adalah hoax.*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
Dulu, saat internet tidak seperti sekarang, hoax mudah sekali menyebar dan lama sekali tak ada verifikasi/validasi mengenai hoax or not.
ReplyDeleteSekarang, hoax lebih cepat dibantah.
Ingat tidak, dari dulu banyak beredar video-video yg mengklaim bukti adzab, siksa kubur, dsb.
Bukan saya tidak percaya, saya Muslim yang mengimani itu tapi kalau hoax, itu dilarang dalam agama, meski niatnya baik.
Nah hoax jaman dulu itu banyak yg mengakar di benak orang Indonesia bahkan sampai hari ini.
Meski hoax saat ini juga lebih gerilya lagi, tapi penelusuran kebenaran lebih gerilya lagi bagi mereka yg kritis ingin selalu validasi informasi.
BTW, Mampir ke Blog saya ya :D