Sejarah Jurnalistik: Dari Acta Diurna Hingga Media Online

Romeltea | Follow @romel_tea

sejarah jurnalistik
KETIKA membahas sejarah jurnalistik, catatan, artikel, dan buku tentang jurnalistik umumnya merujuk kepada zaman Romawi Kuno masa pemerintahan Julius Caesar pada sekitar abad 59-60 Sebelim Masehi (SM).

Papan pengumuman yang disebut Acta Diurna (Daily Act) pada masa itu disebut-sebut sebagai momentum sejarah jurnalistik sekaligus produk jurnalistik pertama dan media massa pertama di dunia.

Ja'far Assegaf dalam buku Jurnalistik Masa Kini (Jakarta: Galia Indonesia, 1991) bahkan menyebutkan Acta Diurna sebagai cikal-bakal istilah jurnalistik. Acta Diurna yang diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) di pusat kota untuk diketahui oleh umum, berisi informasi atau berita-berita dan pengumuman, seperti kelahiran, kematian, dan pernikahan.

Acta Diurna (latin: Daily Acts sometimes translated as Daily Public Records) were daily Roman official notices, a sort of daily gazette. They were carved on stone or metal and presented in message boards in public places like the Forum of Rome. They were also called simply Acta or Diurna or sometimes Acta Popidi or Acta Publica.
The first form of Acta appeared around 131 BCE during the Roman Republic. Their original content included results of legal proceedings and outcomes of trials. Later the content was expanded to public notices and announcements and other noteworthy information such as prominent births, marriages and deaths. After a couple of days the notices were taken down and archived (though no intact copy has survived to the present day). (Wikipedia).

Julius Caesar, sebagai penggagas Acta Diurna, disebut "Bapak Pers Dunia". Meski catatan sejarah juga menunjukkan, Julius Caesar sebenarnya "hanya" melanjutkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi yaitu media informasi yang disebut Annals  (semacam papan tulis) yang digantungkan di serambi rumah para bangsawan. Annal berisi informasi tentang segala kejadian penting  dan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.

Dari Annal dan Acta Diurna itulah sejarah jurnalistik berawal hingga memasuki era suratkabar (media cetak) dengan ditemukannya mesin cetak, era elektronik (radio dan televisi) dengan adanya gelombang elektromagnetik, dan era digital kini dengan ditemukannya internet.

Istilah jurnalistik pada awalnya ditujukan bagi reportase kejadian terkini dalam bentuk media cetak, khususnya suratkabar, lalu berkembang menjadi jurnalistik penyiaran (broadcast journalism) untuk radio dan tv dan jurnalistik online (online jurnalism, cyber journalism, web journalism, digital journalism) untuk media internet, website, atau media online.

Momentum Sejarah Jurnalistik
Momentum sejarah jurnalistik "modern" dalam bentuk suratkabar (media cetak) berawal di Jerman ketika terbit suratkabar pertama tahun 1609 M, lalu di Inggris muncul suratkabar pertama Inggris, Weekly Newes, tahun 1622.

Namun, jauh sebelumnya, di China masa Dinasti Han (Abad 2 dan 3 Masehi), muncul Tipao, yaitu "lembaran berita" (news sheet) yang diterbitkan pemerintah.

Antara tahun 713-734 M di China, mas Dinasti Han, muncul Kaiyuan Za Bao ("Bulletin of the Court") atau buletin pengadilan.

Tahun 1582, juga muncul lembaran berita di Beijing, masa pemerintahan Dinasti Ming Dynasty.

Tahun 1556, pemerintah Venice menerbitkan bulanan Notizie scritte ("Written notices") yang menjadi cikal-bakal istilah suratkabar ("newspaper").*

Sumber:
1. http://global.britannica.com/EBchecked/topic/306742/journalism
2. https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_journalism

Previous
« Prev Post
Author Image

Romeltea
Romeltea adalah onair dan online name Asep Syamsul M. Romli aka Kang Romel. Praktisi Media, Blogger, Trainer Komunikasi from Bandung, Indonesia. Follow me: facebook twitter instagram linkedin youtube

Recommended Posts

Related Posts

Show comments
Hide comments

No comments on Sejarah Jurnalistik: Dari Acta Diurna Hingga Media Online

Post a Comment

No Spam, Please!